Serba - Serbi

Kisah Kelam Mugyanto Saat Diculik, Disetrum Hingga Diancam Dibunuh

Avatar of Redaksi Beritakanal.net
28
×

Kisah Kelam Mugyanto Saat Diculik, Disetrum Hingga Diancam Dibunuh

Sebarkan artikel ini
Mantan Ketua Ikatan Orang Hilang (IKOHI) Mugyanto Sipin. Foto: ist
Mantan Ketua Ikatan Orang Hilang (IKOHI) Mugyanto Sipin. Foto: ist
54 / 100

Aku ditanya nama. Manusia ada batasnya menerima siksaan. Ya sudah, aku sebutkan nama. Habis itu dihajar. Aku disuruh buka baju dan celana. Disuruh duduk di semacam velbed, tempat tidur tentara. Kaki tangan diikat, mata ditutup, pakai celana dalam. Kemudian suara sirine berbunyi.

Ada suara cambuk, dan suara orang menjerit di sebelahku—jaraknya mungkin lima meter. Saat itulah aku baru tahu ternyata Nezar ada di situ. Suara cambuk itu ternyata setruman, cetak-cetak. Selain Nezar, di sana ada orang lain disiksa yang ternyata Aan. Dua orang temanku yang seharusnya menunggu aku [di rusun Klender].

Dua malam tiga hari kami di tempat itu, dari 13-15 Maret 1998. Kami lalu dibawa ke Kodam Jaya dekat Universitas Kristen Indonesia. Lalu dibawa lagi pakai mobil. Di situ diancam, kalau enggak kerja sama, akan dibunuh dan dibuang ke jalan tol.

Aku ditanya, “Apa pesan terakhir untuk keluargamu?”

Waktu itu, kami merasa orang-orang [yang menanyai kami] ini berbeda dengan sebelumnya. Benar saja, setelahnya mobil yang membawa kami sampai di Polda Metro Jaya (bukan markas militer).

Di situ kami bertiga (Mugi, Nezar, Aan) dipenjara di sel isolasi selama tiga bulan hingga pergantian rezim Soeharto.