Serba - Serbi

Kisah Kelam Mugyanto Saat Diculik, Disetrum Hingga Diancam Dibunuh

Avatar of Redaksi Beritakanal.net
28
×

Kisah Kelam Mugyanto Saat Diculik, Disetrum Hingga Diancam Dibunuh

Sebarkan artikel ini
Mantan Ketua Ikatan Orang Hilang (IKOHI) Mugyanto Sipin. Foto: ist
Mantan Ketua Ikatan Orang Hilang (IKOHI) Mugyanto Sipin. Foto: ist
54 / 100

Bagaimana gambaran peristiwa penculikan yang Anda alami?

Tanggal 12 Maret, kami mendeklarasikan KNPD (Komite Nasional Perjuangan untuk Demokrasi) di YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia). Aku enggak ada di lokasi, tapi pada tanggal itu aktivis Raharja Waluya Jati, Faisol Riza, dan Herman Hendrawan diculik.

Besoknya, 13 Maret, [penculikan] itu terjadi ke aku, Aan Rusdiyanto, dan Nezar. Kami tinggal di rusun di Klender, Jakarta Timur.

Sehabis Jumatan, saya di Menteng ketemu dua orang aktivis East Timor International Support Center dari Australia. Kira-kira jam 17.00 WIB aku pulang, dikasih tiga kotak Hoka Hoka Bento. Aku telepon ke rumah, ngabari enggak perlu cari makan karena bawa HokBen. Nezar yang jawab, dia bilang, “Oke, ditunggu.”

Jam 19.00 WIB aku sampai di Klender, di kontrakan kami, lantai 2. Aku ketok-ketok enggak ada orang. Setelah kucari-cari, ternyata aku punya kunci, akhirnya kubuka. Aku ke dapur, ada [wedang] jeruk masih panas.

Tiga-empat menit kutunggu, enggak ada yang datang. Aku telepon pakai pager (alat komunikasi radio panggil), tapi enggak ada respons setelah sekitar empat menit menunggu.

Di situ sudah deg-degan. Insting keamananku jalan. Aku siap-siap. Paspor kutaruh di tas kecil, buku diari sudah rapi. Aku menyiapkan skenario kabur. Tapi kutengok jendela, sudah ada banyak orang mengepung di bawah, ada yang pakaian tentara dan pakaian preman.