Serba - Serbi

Kisah Kelam Mugyanto Saat Diculik, Disetrum Hingga Diancam Dibunuh

Avatar of Redaksi Beritakanal.net
28
×

Kisah Kelam Mugyanto Saat Diculik, Disetrum Hingga Diancam Dibunuh

Sebarkan artikel ini
Mantan Ketua Ikatan Orang Hilang (IKOHI) Mugyanto Sipin. Foto: ist
Mantan Ketua Ikatan Orang Hilang (IKOHI) Mugyanto Sipin. Foto: ist
54 / 100

Secara pribadi, ia mengajak anak muda untuk mengetahui peristiwa ‘98 agar kejadian serupa tak terulang di masa mendatang.

Berikut wawancara lengkap dengan Mugi:

Bagaimana latar belakang aktivisme Anda pada 1998?

Saya mahasiswa UGM angkatan ‘92. Tahun 1996, Budiman Sudjatmiko dipenjara. Kami satu partai di PRD. Saya di sayap organisasi atau underbouw-nya, namanya Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID).

Pada 27 Juli 1996, ada penyerbuan ke Kantor PDI. Peristiwanya dikenal dengan sebutan Kudatuli (Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli). PRD dituding sebagai otak kerusuhan. Maka itulah pimpinan PRD dicari [aparat] semua. Karena kepemimpinan PRD enggak ada, kita tunjuklah pimpinan SMID sebagai pimpinan PRD, yakni Nezar Patria dan Andi Arief.

Organisasi berjalan underground. Dari Yogyakarta, saya ke Jakarta akhir 1997 karena ditugasi melakukan advokasi internasional ke Filipina, Malaysia, Australia, dan Eropa untuk minta dukungan demi membebaskan tahanan politik dan menumbangkan Soeharto.

Bagaimana situasi politik Indonesia jelang Anda diculik?

Pada 1997 diadakan pemilu [dan Partai Golkar menang lagi setelah 31 tahun berkuasa]. Krisis ekonomi sudah mulai terjadi pada waktu itu, maka demonstrasi terjadi di mana-mana dan hampir tiap hari.

Kami (PRD) mengorganisir rakyat, bagikan selebaran, ngomong persoalan, dan bikin tuntutan. Waktu itu kami tuntut: tolak dwifungsi ABRI, cabut UU Politik, naikkan upah, dan dukung referendum Timor Timur. Inilah yang bikin kami sangat dibenci, musuh nomor satu Orde Baru.