Oleh : Muhammad Aras Prabowo, S.E., M.Ak
Direktur Lembaga Profesi Ekonomi & Keuangan (LPEK) PB PMII
Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi keagamaan yang terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Pemikirannya dibidang ke-agama-an menjadi salah satu rujukan utama di Indonesia, bahkan tidak jarang menghiasi pergolakan pemikiran ke-Islam-an dunia. Universalitas pemikirannya, membawa banyak negara dari Timur Tengah belajar ke NU.
Jeniuitas pemikiran NU tidak bisa lepas dari pesantren. Salah satu produk original NU dibidang pendidikan. Pesantren adalah identitas NU. Juga mesin yang memproduksi ilmu pengetahuan NU.
Pesantren sering diasosiasikan sebagai lembaga pendidikan yang tradisional. Cikal bakal pesantren memang dari kampung. Berbeda dengan pendidikan yang diusung oleh saudara tuanya (Muhammadiyah). Lebih modern, karena berangkat dari kota. Pemikiran Muhammadiyah juga memiliki peran penting dalam ke-agama-an di Indonesia.
Baca juga: Bangun Kerja Sama, Lulusan Mahasiswa Prodi Akuntansi Unusia Bakal Dapat Dua Gelar
Potensi pengembangan pemikiran NU melalui pesantren masih memiliki ruang yang sangat luas. Penguatan berbagai lini dalam tatakelola pesantren, bisa meningkatkan produksi ilmu pengetahuan dengan dampak lebih luas.
Tatakelola keuangan adalah hal yang penting untuk meningkatkan produksi itu. Transformasi tatakelola keuangan yang ideal dan sesuai kemajuan teknologi akan meningkatkan produktivitas pesantren. Modernitas tatakelola keuangan, tidak berarti mencabut dasar pemikiran NU yang berakar pada masyarakat tradisional.
Tatakelola keuangan berbasis komputerisasi adalah arus globalisasi yang harus digiring oleh NU untuk menjaga tradisi. Sebagaimana cita-cita NU.